REVIEW 2
UJI KERAGAMAN
KOPERASI BERPRESTASI BERDASARKAN
SKALA USAHA TAHUN 2009
Olehb : Johnny W.
Situmorang**
III. METODE
3.1 Ruang Lingkup
Analisis ini merupakan suatu
bentuk “desk research” dalam lingkup ilmu ekonomi, sosial, dan ilmu-ilmu koperasi.
Pendekatan analisis adalah statistika parametrika, khususnya “statistics for
decision making”. Sumber data adalah sekunder, yakni koperasi yang telah
memperoleh status berkualitas oleh Kementerian KUKM tahun 2009. Data tersebut dipublikasikan oleh Kementerian
KUKM tahun 2010 dimana sebanyak 75 koperasi status berkualitas pada tahun 2009.
Variabel respon yang diuji adalah nilai volume usaha masing-masing koperasi
berprestasi. Volume usaha menjadi
variabel performa output koperasi yang sangat penting karena volume usaha menunjukkan
bagaimana transaksi koperasi terjadi terhadap anggota (Lampiran 1).
3.2 Model Analisis
Metode analisis untuk mengambil
keputusan ini adalah Analysisof Variance
(ANOVA). ANOVA adalah suatu uji hipotesis untuk mengetahui apakah ada keragaman
antar populasi. Terdapat tiga asumsi yang mendasari model ANOVA. Pertama, untuk
setiap populasi, variabel responnya adalah terdistribusi normal. Kedua, keragaman dari variabel respon dicatat
sebagai s2,adalah sama untuk semua populasi. Ketiga,semua observasi harus
independen. Bila rata-rata populasi adalah sama maka rata-rata sampel sangat
dekat satu.Bentuk umum dari uji hipotesis keragaman (ANOVA) untuk analisis keragaman
dari sebanyak k populasi adalah (Anderson, et al, 2004; Keller, 2005)
3.3 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil penilaian
kualitas 75 koperasi terdapat 5 (lima) klaster (k populasi) atau jenis koperasi,
yakni KSP, KK, KP, KM, dan KJ. Aturan penolakan atau penerimaan hipotesis Ho
adalah dengan membandingkan F-Hitung (Fh) dan F-Tabel (Ft) berdasarkan = α 5% atau
kriteria p-value pada derajat bebas (degree of freedom), k – 1 untuk MSTR dan
nt-k untuk MSE. Nilai Ft (α =5%,k-1=4nt-k=70)adalah 2.53. Jika Fh > Ft maka tolak Ho atau terima Ha,
dengan kata lain ada bukti keragaman populasi. Sebaliknya, bila Fh < Ft,
terima Ho atau tolak Ha, dimana ada bukti nyata bahwa keragaman antar populasi adalah
sama. Atau, bila dengan kriteria
p-value, tolak Ho jika p-value.
Model analisis ini sangat sering
digunakan oleh kalangan pebisnis dan juga pengambil keputusan. Beberapa kasus yang dapat ditunjukkan adalah
mengukur sejauhmana pekerja perusahaan tahu tentang “totalquality management”,
waktu kerja mesin produksi dari berbagai pabrik, efek diseminasi informasi untuk
manajer, dan investigasi persepsi nilai etik korporasi antar spesialis. Juga analisis keragaman atas priceearning
ratio (PER) dari 1000 perusahaan yang diperingkat (ranking) oleh “the Business
Week Global”. Salah satu yang menarik adalah suatu studi yang telah dimuat
di Journal of Small Business Managementtentang
job stress (Anderson et al, 2004). Demikian juga menguji perbedaan penjualan
pada pemasaran yang berbeda, menguji apakah perbedaaan gelar pendidikan juga
menunjukkan perbedaan gaji, dan menguji perbedaan merek dagang (Keller, 2005)
SUMBER : http://www.smecda.com/kajian/files/Jurnal_6_2011/Jurnal%20ok.pdf
SUMBER : http://www.smecda.com/kajian/files/Jurnal_6_2011/Jurnal%20ok.pdf
Nama : Gita Puspitasari
Kelas/NPM : 2EB09/23211087
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar