Jumat, 21 Desember 2012

REVIEW JURNAL EKONOMI KOPERASI 2 (BAG 2)



REVIEW 2
 UJI KERAGAMAN KOPERASI BERPRESTASI BERDASARKAN
SKALA USAHA TAHUN 2009
Olehb : Johnny W. Situmorang**


 III. METODE
3.1 Ruang Lingkup
Analisis ini merupakan suatu bentuk “desk research” dalam lingkup ilmu ekonomi, sosial, dan ilmu-ilmu koperasi. Pendekatan analisis adalah statistika parametrika, khususnya “statistics for decision making”. Sumber data adalah sekunder, yakni koperasi yang telah memperoleh status berkualitas oleh Kementerian KUKM tahun 2009.  Data tersebut dipublikasikan oleh Kementerian KUKM tahun 2010 dimana sebanyak 75 koperasi status berkualitas pada tahun 2009. Variabel respon yang diuji adalah nilai volume usaha masing-masing koperasi berprestasi.  Volume usaha menjadi variabel performa output koperasi yang sangat penting karena volume usaha menunjukkan bagaimana transaksi koperasi terjadi terhadap anggota (Lampiran 1).
3.2 Model Analisis
Metode analisis untuk mengambil keputusan ini adalah  Analysisof Variance (ANOVA). ANOVA adalah suatu uji hipotesis untuk mengetahui apakah ada keragaman antar populasi. Terdapat tiga asumsi yang mendasari model ANOVA. Pertama, untuk setiap populasi, variabel responnya adalah terdistribusi normal.  Kedua, keragaman dari variabel respon dicatat sebagai s2,adalah sama untuk semua populasi. Ketiga,semua observasi harus independen. Bila rata-rata populasi adalah sama maka rata-rata sampel sangat dekat satu.Bentuk umum dari uji hipotesis keragaman (ANOVA) untuk analisis keragaman dari sebanyak k populasi adalah (Anderson, et al, 2004; Keller, 2005)
3.3 Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil penilaian kualitas 75 koperasi terdapat 5 (lima) klaster (k populasi) atau jenis koperasi, yakni KSP, KK, KP, KM, dan KJ. Aturan penolakan atau penerimaan hipotesis Ho adalah dengan membandingkan F-Hitung (Fh) dan F-Tabel (Ft) berdasarkan = α 5% atau kriteria p-value pada derajat bebas (degree of freedom), k – 1 untuk MSTR dan nt-k untuk MSE. Nilai Ft (α =5%,k-1=4nt-k=70)adalah 2.53.  Jika Fh > Ft maka tolak Ho atau terima Ha, dengan kata lain ada bukti keragaman populasi. Sebaliknya, bila Fh < Ft, terima Ho atau tolak Ha, dimana ada bukti nyata bahwa keragaman antar populasi adalah sama.  Atau, bila dengan kriteria p-value, tolak Ho jika p-value.
Model analisis ini sangat sering digunakan oleh kalangan pebisnis dan juga pengambil keputusan.  Beberapa kasus yang dapat ditunjukkan adalah mengukur sejauhmana pekerja perusahaan tahu tentang “totalquality management”, waktu kerja mesin produksi dari berbagai pabrik, efek diseminasi informasi untuk manajer, dan investigasi persepsi nilai etik korporasi antar spesialis.  Juga analisis keragaman atas priceearning ratio (PER) dari 1000 perusahaan yang diperingkat (ranking) oleh “the Business Week Global”. Salah satu yang menarik adalah suatu studi yang telah dimuat di  Journal of Small Business Managementtentang job stress (Anderson et al, 2004). Demikian juga menguji perbedaan penjualan pada pemasaran yang berbeda, menguji apakah perbedaaan gelar pendidikan juga menunjukkan perbedaan gaji, dan menguji perbedaan merek dagang (Keller, 2005)

SUMBER : http://www.smecda.com/kajian/files/Jurnal_6_2011/Jurnal%20ok.pdf

Nama : Gita Puspitasari
Kelas/NPM : 2EB09/23211087
Tahun : 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar